MENCINTAI KELUARGA NABI TANPA TAPI
Oleh Ustadz Ajir Ubaidillah, Santri Sunniyah Salafiyah Pasuruan
Pembaca Inspirasi Islam yang mulia akhlaknya, mencintai ALLAH subhaanahu wa ta’ala adalah sesuatu yang sangat penting dalam kita beragama. Karena jika seorang hamba sudah mencapai mahabbatullah, semua perintah dan aturan yang DIA berikan tidak lagi terasa sebagai beban melainkan menjadi sebuah kebutuhan dan jalan hidup yang harus ditapaki.
Pun demikian, mencintai-NYA bukanlah sesuatu yang sekoyong-konyong muncul dalam hati kita, cinta kepada-NYA lahir dari sebuah proses. Sebagai contoh apa yang diungkapkan Nabi MUHAMMAD shollallohu alaihi wa sallam,
أَحِبُّوا اللَّهَ لِمَا يَغْذُوكُمْ بِهِ مِنْ نِعَمِهِ، وَأَحِبُّونِي لِحُبِّ اللهِ، وَأَحِبُّوا أَهْلَ بَيْتِي لِحُبِّي
“Cintailah ALLAH karena segala nikmat yang telah DIA berikan kepada kalian. Cintailah Aku agar cinta kalian sampai kepada ALLAH. Dan cintailah keluarga KU sebagai bukti cinta kepada KU.” (Hadits riwayat At-Tirmidzi disahihkan oleh At-Thobroni).
Nabi mengajarkan kita untuk mencintai ALLAH dengan limpahan nikmat dan karunia yang DIA berikan kepada kita menjadi media. Di saat mata sering memandang keagungan ciptaan-NYA, telinga sering mendengar kelemah lembutan serta kalam suci–NYA, mulut sering mengucap berdzikir menyebut-NYA, kemudian akal berfikir tentang kemaha kuasaan-NYA dan hati merenung akan kemaha perkasaan-NYA. Serangkaian proses inilah kemudian menimbulkan perasaan cinta kepada-NYA.
CINTAI AKU UNTUK MENCINTAI ALLAH
Jika mencintai ALLAH adalah sebuah puncak dari segala macam ibadah, maka pastinya kita membutuhkan tangga atau pijakan agar sampai ke titik puncak tersebut. Banyak orang yang mengaku cinta kepada ALLAH namun salah mengungkapkan nya. Yahudi dan Nashrani salah satu contohnya. Ketika RASULULLAH shollallohu alaihi wa sallam berdakwah mengajak mereka kepada Islam, mereka menolak karena mereka merasa bahwa mereka sudah mengenal dan mencintai ALLAH jauh sebelum Nabi diutus. ALLAH pun menegur mereka,
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah (kepada mereka wahai Muhammad), “Jika kalian memang mencintai ALLAH maka ikutilah aku. Maka ALLAH pun akan mencintai kalian serta mengampuni dosa-dosa kalian” (Qs Ali Imron ayat 31)
Ayat tersebut secara tegas menyatakan bahwa tanpa mencintai dan mengikuti Nabi MUHAMMAD, cinta kita kepada ALLAH akan menjadi cinta yang bertepuk sebelah tangan. So, mari kita buktikan cinta kita kepada ALLAH dengan terus berusaha mengikuti segala petunjuk dan nasihat yang Nabi berikan.
CINTAILAH KELUARGA KU SEBAGAI BUKTI CINTA KEPADAKU
Rasululullah Shollallohu alaihi wa sallam adalah sosok yang begitu berjasa untuk kehidupan kita, bahkan alam semesta. Bagaimana tidak?, semua waktu dan energi yang Beliau miliki didedikasikan untuk berdakwah, memberi petunjuk kepada alam semesta. Begitu banyak rintangan Beliau hadapi, Beliau dihina dan dicaci maki, diembargo hingga menjadi target pembunuhan serta berbagai macam bentuk intimidasi. Namun Beliau begitu tegar dan sabar dalam menghadapi itu semua sehingga hidayah dan pesan kedamaian itu tersebar di seluruh penjuru alam. Lalu apa yang Beliau inginkan dari perjuangan yang begitu dahsyat itu? ALLAH subhaanahu wa taala berfirman,
قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِي الْقُرْبَى
“Katakanlah (kepada mereka wahai Muhammad), “Aku tidak meminta upah apapun dari berbagai perjuangan dakwah ini kecuali kalian mencintai keluargaku” (Qs As-Syuro ayat 23).
KEUTAMAAN MENCINTAI KELUARGA NABI
Selain ayat di atas banyak sekali keterangan yang menunjukkan betapa mulianya keluarga serta keturunan Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wa sallam seta pentingnya mencintai keluarga dan keturunan Nabi Muhamad Shollallohu alaihi wa sallam. Di antaranya hadits berikut ini,
لِكُلِّ شَيْئٍ أَسَاسٌ، وَأَسَاسُ اْلإِسْلَامِ حُبُّ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ وَحُبُّ أَهْلِ بَيْتِهِ
“Segala sesuatu itu memiliki pondasi dan pondasi keislaman adalah mencintai para sahabat dan keluarga Rasulullah Shollallohu alaihi wa sallam” (Hadits Riwayat Al-Bukhori Dalam Kitab Tarikh).
Dalam hadits yang lain Rasulullah juga bersabda,
أَرْبَعَةٌ أَنَا لَهُمْ شَفِيْعٌ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ ، اَلْمُكْرِمُ لِذُرِّيَّتِى ، وِاْلقَاضِي لَهُمْ حَوَائِجَهُمْ ، وَالسَّاعِي لَهُمْ فِي أُمُوْرِهِمْ عِنْدَ مَا اضْطَرُّوْا إِلَيْهِ ، وَاْلمُحِبُّ لَهُمْ بِقَلْبِهِ وَلِسَانِهِ
“Ada empat golongan yang kelak akan Aku beri pertolongan (secara khusus), yaitu orang yang menghormati keturunanku, mereka yang mau membantu kebutuhan mereka, orang yang bekerja atau melayani di saat mereka mendapatkan kesulitan, dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan ucapan.” (Hadits Riwayat Ad-dailami).
Sebetulnya masih banyak hadits yang menerangkan betapa pentingnya memuliakan serta mencintai keluarga Nabi hingga seorang Ulama besar bernama Al-Imam Jalaluddin As-Suyuti (pengarang tafsir Al-Jalalain), Beliau menyusun kitab hadits bertajuk Ihyaaul Mayyit Bifadoilil Ahlil Bait yang di dalamnya khusus membahas keutamaan dan kemuliaan keluarga Nabi.
MENCINTAI KELUARGA NABI TANPA TAPI
Pembaca Inspirasi Islam, satu hal penting yang perlu kita fahami dan tanamkan dalam hati kita bahwa mencintai keluarga Nabi itu perintah langsung dari ALLAH subhaanahu wa ta’ala sebagaimana perintah menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua kita. Seperti apapun keadaan Beliau berdua kita wajib untuk selalu hormat dan mengharapkan kebaikan untuk beliau berdua.
Sebagaimana orang tua kita, Beliau para keturunan Nabi pun manusia biasa yang tidak lepas dari kekurangan. Namun kekurangan itu tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk mencela atau membenci mereka.
Seburuk apapun orang tua kita, pasti kita akan mencoba untuk memaklumi dan berupaya serta terus mendoakan kebaikan untuk mereka. Begitupun seyogya nya sikap kita ketika bersebrangan sikap atau berbeda pemahaman dengan mereka.
Semoga tulisan sederhana ini bermanfaat untuk siapapun yang membacanya.
رَبِّ فَانْفَعْنَا بِبَرْكَتِهِمْ # وَاهْدِنَا اْلـحُسْنَى بـِحُرْمَتِهِمْ
Ya Robb, semoga engkau memberi kami segala manfaat dengan berkat kemuliaan mereka,
Dan tuntunlah kami untuk bisa memuliakan mereka agar kami senantiasa mendapatkan segala macam kebaikan.
وَأَمِتْنَا فِى طَرِيْقَتِهِمْ # وَمُعَافَاةٍ مِنَ اْلفِتَنِ
Matikanlah kami di jalan mereka yang mulia,
Dan berilah kami keselamatan dari segala macam mara bahaya.
Amiin Ya Robbal Alamiin.
Foto: Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf bersama cucu beliau Sayyid Muhammad Hadi